Rabu, 13 Juli 2011

Solidaritas Indonesia untuk Revolusi Mesir

Pembakaran diri yang terjadi di Tunisia memicu gejolak para pemuda sehingga diturunkannya rezim diktator Ben Ali melahirkan aksi yang serupa di Mesir. Ratusan ribu orang turun ke jalan menuntut mundurnya Presiden Husni Mubarak. Kerusuhan tidak dapat terhindarkan, keamanan di Mesir tidak lagi terkendali karena terjadi ekskalasi pergerakan massa hampir ke seluruh Mesir. Kedaan ini diperparah dengan adanya gerombolan orang yang melakukan penjarahan dan perusakan.

Ahad (06/02) Forum Silaturahim Dakwah Kampus Daerah Istimewa Yogyakarta (FSLDK DIY) mengadakan talkshow bertemakan “Solidaritas Indonesia untuk Rakyat Mesir” di Masjid Al Mujahidin UNY. Pada kesempatan ini FSLDK DIY menghadirkan dua pembicara, yaitu Nasiwan, M. Si. selaku pengamat politik sekaligus dosen UNY dan Akhmad Arwyn Imamurrozi selaku Ketua Jamaah Shalahuddin UGM 1432 H. Acara ini dimoderatori oleh M. Radian NA, ketua HASKA-JMF FMIPA UNY 2011 dan dihadiri oleh sejumlah peserta dari berbagai universitas se-DIY.
Mesir merupakan salah satu negara besar yang berpengaruh di Timur Tengah. Posisi Mesir yang strategis, terletak di dekat daerah teluk yang merupakan kawasan penghasil minyak dunia serta berda di daerah perbatasan beberapa zona panas, seperti Israel-Palestina, Iran dan Irak. Hal ini menyebabkan gejolak yang terjadi di Mesir tidak hanya menjadi masalah internal Mesir, namun menjadi permasalahan besar di dunia. Sebagaimana Turki, Mesir juga menjadi kunci stabilitas kawasan Timur Tengah.
Apabila terjadi revolusi di Mesir maka akan mengakibatkan efek domino di negara-negara Arab. Dimungkinkan akan timbul kesadaran sosial masyarakat Arab untuk melakukan agenda revolusi yang serupa di negara mereka masing-masing dengan semangat yang ekstra. “Negara Islam memiliki spirit satu tubuh,” tegas Arwyn. “Seperti halnya dahulu terdapat fenomena yang sama yang terjadi secara bergantian di negara-negara Islam yaitu fenomena militer masuk ke pemerintahan.”
“Mesir sampai sekarang belum merdeka,” kata Bapak Nasiwan, “Secara Ideologi dan ekonomi masih terjajah. Pernah juga menyawa menteri keuangan dari luar negeri.” Beliau juga menambahkan kemunduran Mubarak tidak akan berefek besar. “Pergantian aktor tidak begitu signifikan jika sistem tidak berubah” tegasnya. Bapak Nasiwan menambahkan, “Orang Baik akan susah muncul menjadi pemimpin. Yang sering muncul tidak sesuai dengan Qur’an dan Hadits.” Beliau juga berpesan,”Kemenangan dakwah tidak dapat diperoleh dengan satu jalur. Perlu adanya keselarasan dari berbagai lini agar dakwah ini dapat menang.”
Agenda ini diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap FSLDK INDONESIA terkait gejolak di mesir oleh Mustaghfri Ramadhan selaku BP Puskomda FSLDK DIY. [dan]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...