Rabu, 20 Februari 2013

Muslimah: Bagaimana Merayakan Cinta?


(Sebuah Kritik terhadap Perayaan Valentine di Kalangan Muslim Indonesia)



Izinkan saya lebih dulu mengucap syahadat, sebagai bentuk ungkapan kepercayaan yang tinggi terhadap Dzat Yang Maha Tinggi beserta kekasihNya yang mulia. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi pula bahwa Muhammad sebagai rasulullah. Allah yang hanya satu, Rasulullah yang jiwanya selalu merindu. Rindu yang membuncah bahkan saat malaikat maut datang menjemputnya. Rindu yang tiada henti ia lantunkan kepada ummatnya. ‘Ummati.. Ummati.. Ummati..’ serunya saat kata-kata lain tak mampu lagi ia ucapkan. Ialah Muhammad, sang kekasih yang menghantarkan ummatnya pada kesatupaduan konsep mahabbah terhadap Rabb Semesta Alam.

 Saudariku muslimah shalihah, demikianlah ungkapan cinta Rasulullah kepada kita semua. Cinta yang agung, yang tulus, yang hanya mengharap kebaikan terhadap diri kita. Sedang kita sampai saat ini masih saja berpeluh dalam dosa dan maksiat. Sedang kita saat ini masih berjibaku dengan tumpukan-tumpukan kemalasan dalam beramal. Padahal Rasulullah telah merindukan kita sejak beratus tahun lalu. Lalu apa bentuk balasan nyata kita terhadap cinta beliau?

Akhir pekan ini saya dibuat terharu oleh keluhan seorang ummi (ibu) pada suatu pengajian di masjid kampus UNY. Ummi tersebut kebetulan menjadi pembicara tunggal dalam kajian itu. Beliau merintih, menangis, begini kira-kira perkataanya “Apa yang terjadi dengan remaja-remaja kita saat ini? Mereka terlalu suka ikut-ikutan temannya tanpa sadar apa yang diikutinya benar atau salah. Seperti misal menjelang 14 Februari yang dikatakan sebagai hari kasih sayang. Namun mereka tidak memahami ada apa sebenarnya dibalik tanggal tersebut.” Dengan nafas yang terlihat memburu karena emosi yang naik akibat kegelisahan yang sangat dirasakan, ummi tersebut melanjutkan kalimatnya, “Sebagai seorang wanita pasti menyukai pernak-pernik coklat yang dikemas dalam kemasan yang unik dan umumnya cantik dipandang mata. Dengan nuansa warna merah jambu soft dan coklat, terasa lembut sekali, bukan? Bisa dibayangkan bagaimana melambungnya hati anak-anak kita jika mereka memperoleh bingkisan [i]manis tersebut. Terlebih jika dari seorang pria. Padahal tahukah antum, bahwa baru-baru ini ditemukan fakta bahwasanya coklat-coklat yang dijual di mall-mall atau swalayan tersebut telah disisipi alat kontrasepsi berupa (maaf) kondom yang seharusnya alat ini digunakan untuk pasangan yang telah menikah. Bahkan lebih mirisnya lagi, selain kondom, terdapat pula didalamnya alat perangsangnya. Naudzubillah..” Merinding saya mendengar ini. Sampai seperti inikah dunia meracuni remaja-remaja kita.

Bertanyalah pada hati, wahai sahabatku muslimah semua. Apakah benar begitu cara kita merayakan cinta? Apakah hanya sebatas ‘itu’ cara kita mengungkapkan cinta? Mengkultuskan tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang tanpa kita mau membaca mengapa hanya di hari ini yang ditetapkan sebagai hari kasih sayang. Wahai saudariku muslimah sholihah, bacalah! Tentang apa-apa yang kamu perbuat. Ketahuilah bahwasanya bukan begini cara seorang muslim merayakan cinta. Atau memang beginikah cara kita membalas setiap peluh rindu Rasulullah saw. Sungguh, jika demikian kita termasuk pada golongan ummat yang dzalim.

Informasi dan fakta sejarah tentang valentine dapat kita temui dengan mudah di internet. Silakan dibaca wahai muslimah, agar kita tidak terjerumus pada budaya taqlid atau hanya mengekor saja. Sadarilah bahwa manusia telah dianugerahi kekuatan berupa akal. Ini yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Gunakanlah akal ini untuk membedakan mana yang haq dan bathil.

Rasulullah adalah guru terbaik dalam hal bagaimana kita mengekspresikan cinta. Rasulullah memiliki kebiasaan yang sangat beliau sukai misalnya setiap pagi memberi makan si pengemis buta, bahkan tidak hanya memberi tapi juga menyuapinya. Uniknya kebiasaan ini beliau lakukan sepanjang hidupnya, tanpa pamrih. Rasulullah adalah orang yang sangat suka memuji sahabat-sahabatnya. Beliau biasa memanggil mereka dengan panggilan sayang nan indah. Rasulullah adalah orang yang menempatkan posisi si budak hitam—Bilal—sebagai orang kehormatan karena keshalihannya. Bukan karena harta apalagi karena fisik semata. Semua itu Rasulullah lakukan atas dasar cinta. Dan cinta itu beliau labuhkan hanya karena Allah saja. Inilah level cinta tertinggi.

Cinta yang dilabuhkan karena Allah akan berjalan sesuai dengan fitrahnya. Menyayangi sesama, perasaan ingin dipuji oleh pasangan atau orang-orang di sekitar kita, ingin terus diperhatikan dan disayangi, merasa butuh dilindungi merupakan fitrah. Dan jika ini dipenuhi atas dasar cinta karena Allah, maka cinta ini akan membuahkan pahala yang berlipat ganda di sisi Allah, mendatangkan rahmat beserta rezeki di muka bumi ini.

“...tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan...” (Al Hujuraat 7)

Sedangkan cinta yang tidak berlandaskan karena Allah maka akan dilandasi dengan syahwat semata. Keinginan untuk disayangi, dicintai, diperhatikan misalnya akan menjadi senjata paling hebat bagi manusia yang tidak melandaskan cintanya karena Allah. Apapun bisa saja dilakukan demi mendapat perhatian dan cinta dari orang lain. Inilah yang disebut cinta buta. Cinta seperti ini sesungguhnya adalah senjata pemusnah iman, penghapus cahaya penerang hati sehingga hati akan menjadi gelap. Jalan-jalan yang dilalui di depan tidak akan terlihat lagi. Sungguh ini adalah bencana yang besar bagi kita, wahai muslimah sholihah.

“Maka pernahkah kamu melihat orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya? Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan di atas penglihatannya...” (Al Jatsiyah 23)

“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.” (Al Qashash 50)

Wallahu ‘alam.



-Fera-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...