Kamis, 28 Februari 2013

Manajemen Strategic Dakwah Kampus


Visi Dakwah.

… Bacalah!” Rasulullah Saw. Menjawab, “aku bukan orang yang melek huruf”. Rasulullah bersabda (kepada Aisyah), “Lalu malaikat itu merengkuh tubuhku kuat-kuat sampai aku merasa sesak. Tidak lama kemudian ia melepaskanku seraya berkata, ‘Bacalah!’ Kujawab, ‘aku bukan orang yang bemelek huruf!’ Malaikat itu kembali merengkuh tubuhku sampai tiga kali, kemudian melepaskanku keraya berkata, ‘Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhamu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perataraan kalam(pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui’…”


Selanjutnya Dr. Said Ramadhan Al-Buthy menerangkan pelajaran yang terkandung mengenai awal turunnya wahyu, awal diangkatnya Muhammad Saw. sebagai nabi dan rasul.”...ini merupakan dasar yang menjadi titik awal semua rangkaian pengajaran akidah dan syariat Islam. Keyakinan dan pemahanan terhadap hadis ini, tak pelak, akan mejadi pintu gerbang yang tak boleh dinafikan dalam perjalanan menuju keyakinan akan seluruh ajaran yang dibawa Rasulullah Saw., baik berupa berita mengenai hal-hal gaib maupun perintah agama.”

Visi. Itulah yang pertama kali ditanamkan kedalam diri Rasulullah Saw. ketika sebuah perjalanan panjang kenabian hendak diembankan kepadanya. Sebuah dasar yang menjadi titik awal semua rangkaian pengajaran akidah dan syariat Islam.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, visi merupakan perpaduan lukisan masa lalu, masa kini dan masa depan yang dibuat saat ini.

Rasulullah Saw.  pada “masa kininya” itu pada saat ayat pertama diturunkan, beliau telah menemukan jawaban atas kegelisahan yang menderanya selama ini, sekaligus diperlihatkan mengenai arah hidup yang akan dijalaninya. Telah terpampang sebuah gambaran perjalanan yang akan hadapinya, yang dalam sejarah kita menemukan bagaimana Rasulullah Saw. secara totalitas menyeru manusia menuju jalan Tauhid dengan kasih sayang, kesabaran, keuletan, ketegasan, kelembutan, ketabahan. Ada saat dimana rasulullah Saw. diterima dengan baik, namun ada juga saat dimana apa yang dibawa Rasulullah Saw. ditolak bahkan ditentang. Akhirnya kondisi apapun, kita melihat bahwa manusia itu berhasil dalam menyampaikan risalah yang mulia. Berhasil menjalankan amanah yang diembankan kepadanya, berhasil memenuhi capaian visi yang ditugaskan kepadanya diawal perjalanan kenabiannya itu.

Ada saat dimana Rasulullah Saw. mendapat tugas kenabian, lalu melaksanakan tugas kenabian, dan dalam sejarah tercatat bahwa ia sukses dalam menjalan tugas kenabian itu.

Setidaknya dakwah kampus (DK) memiliki peran yang sama persis dengan apa yang diembankan kepada Rasulullah Saw. apa yang menjadi visinya juga menjadi visi para pegiat dakwah kampus, dan dakwah pada umumnya.

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. dalam menjalankan tugasnya jelas sebuah tahapan dan langkah dakwah yang sangat tersusun rapi, sistematis dan tepat. Tepat mengambil keputusan, efisien dalam melaksanakan tugas. Menerapkan strategi yang jitu disetiap situasi dan kondisi sehingga memberikan hasil yang terbaik.


Manajemen strategik

Manajemen strategik berangkat dari tiga pertanyaan, yang pertama dimana kita saat ini?. Penting untuk menentukan starting point bagi sebuah lembaga dakwah kampus yang baru berdiri atau sedang mengalami pergantian pengurus. Tak jarang kegagalan pada tahap ini menyebabkan pelaksana dakwah terjebak dalam lingkaran setan target dakwah. Yaitu tidak bergeraknya dakwah. Seolah mengulang dari awal, padahal dakwah itu sendiri telah berusia cukup lama. Banyak faktor yang menyebabkan DK gagal dalam tahap ini. Boleh jadi karena persoalan kepemimpinan, pewarisan, iklim dakwah kampus, lingkunan aktivis dakwah, dan yang paling penting adalah persoalan kaderisasi. Rasulullah Saw. membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menentukan titik awal dari perjalanannya dengan merenung, bertafakkur dan bertahannuts di gua Hira. Hingga pada akhirnya Allah Swt.  mengangkatnya sebagai Rasul. Tauhid adalah titik awal perjalanan panjang Rasulullah Saw.

Menentukan titik awal gerakan dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap kondisi terkini yang sedang dihadapi oleh DK. Secara internal pada tahap ini DK harus berhasil mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki, meliputi kekuatan sumberdaya, kekuatan dana, dan juga kekuatan soliditas internal. Disamping kita juga perlu menemukan kelemahan-kelemahan yang boleh jadi menjadi penghambat saat proses sedang berjalan. Kombinasi antara kekuatan dan kelemahan kelak akan menjadi kekuatan yang sangat besar. Sebab yang kuat melindungi yang lemah, sedang yang lemah memiliki kewajiban memetamforfasa diri agar menjadi kekuatan.

Secara eksternal DK perlu mempelajari medan dakwah yang sedang dihadapi, mengidentifikasi potensi-potensi yang berkembang. Bila berpotensi baik, maka bidiklah sebagai sarana untuk memperkokoh barisan dakwah. Bial berpotensi buruk maka tinggalkanlah, atau lawanlah. Karena boleh jadi potensi buruk ini justru sarana untuk meningkatkan imunitas dakwah agar tetap siaga dalam setiap kondisi sehingga tidak mudah roboh ketika suatu waktu dihempas oleh badai.

Yang kedua, kemana kita akan pergi?. Kemana DK akan bergerak?. Apa yang menjadi tujuan dari DK?. Tentu tidak sulit untuk menentukan tujuan umum DK. Yang sulit adalah menentukan tujuan jangka pendek, sebab ia bergantung pada kemampuan dalam menentukan titik awal gerakan.

Yang ke-tiga, kapan dan bagaimana kita sampai kesana (tujuan)?. Dengan cara apa DK meraih tujuan-tujuannya?. Disini, DK harus menerapkan cara-cara yang strategis, berpikir strategis dan bertindak strategis.
Strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah “kemenangan”. Berpikir dan bertindak strategis syaratnya adalah kemenangan. Sedangkan dakwah itu sendiri adalah kemenangan juga nilai yang dibawanya, Islam.

Mari sedikit belajar dari Rasulullah Saw. pada peristiwa hijrah. Ketika itu para pemuka Quraisy berkumpul di Dar An Nadwah, sebuah balairung peninggalan Qushay ibn Kilab. Memutuskan akan mengutus pemuda terbaik dan terkuat dari setiap kabilah untuk membunuh Muhammad Saw.

Berikut secara singkat strategi Rasulullah Saw., dalam menghadapi makar yang disiapkan oleh kaum quraisy dan bagaimana Rasulullah Saw. membuat perencanaan untuk hijrah. Disinilah hikmah yang sangat strategis itu bisa kita ambil.

…Lalu pada waktu yang telah ditentukan untuk melakukan makar terhadap Rasulullah Saw., Jibril memerintahkan Rasulullah Saw. untuk segera hijrah. Selain itu, ia juga melarang beliau tidur ditempat biasa.

Imam Bukhori meriwayatkan dari Aisyah ra. Berkata, “Di suatu siang yang terik kami duduk di rumah Abu bakar ra. Tiba-tiba seseorang berseru kepada ABu Bakar ra., ‘itu Rasulullah. datang menyamar pada waktu yang tidak biasa.’ Abu bakar berkata, ’Demi Allah, beliau datang disaat seperti ini disebabkan suatu urusan penting.’ Setelah minta diizinkan masuk, Abu Bakar pun mempersilahkan beliau. Rasulullah Saw. berkata kepada Abu Bakar ra.,’Mintalah semua orang yang bersamamu itu keluar.’ Abu Bakar ra. Berkata, ‘Demi ayah dan ibuku mereka adalah keluargamu juga, wahai rasulullah Saw.’ Rasulullah Saw. bersabda,’Sesungguhnya aku sudah medapat izin untuk segera hijrah.’ Abu Bakar ra. Berkata, ‘Ambillah salah satu tungganganku wahai rasulullah Saw.’ Rasulullah Saw. menyahut, ‘Aku akan membayarnya.’”

Selanjutnya Aisyah ra. Berkata, “Maka, kami mempersiapkan perbekalan untuk mereka berdua, memasukkan bekal makan kedalam kantung. Pada saat itu Asma’ binti Abu Bakar mengoyak sebagian kain ikat pinggangnya untuk dipakai mengikat mulut kantung makanan tersebut. Oleh karena itulah, ia mendapat julukan Dzat An-Nithaq (Pemilik kain ikat pinggang).

Selanjutnya Rasulullah Saw. pergi menemui Ali Ibn Abu Thalib ra. Menantu sekaligus sepupu Rasulullah Saw. tersebut ditugaskan mengurus barang-barang yang dititipkan penduduk Mekah. Pada saat itu, tak seorang pun penduduk Mekah yang khawatir untuk menitipkan barang-barang mereka kepada Rasulullah Saw karenakejujuran dan sifat amanah beliau yang telah diketahui umum.

Sementara itu Abu Bakar ra. Memerintahkan  puteranya yang bernama Abdullah untuk mencuri dengan hal-hal yang dibicarakan kaum Quraisy tentang Rasulullah Saw. Ia diminta melaporkannya setiap sore. Selain itu, Abu Bakar ra. Juga memerintahkan seorang maula-nya yang berama Amir Ibn Fahira untuk menggembalakan domba-dombanya, kemudian mengistirahatkannya diwaktu petang didekat Gua Tsaur. Tujuannya agar Abu Bakr ra. Dan Rasulullah Saw. dapat meminum susu binatang gembalaan tersebut….”

Kronologis diatas menggambarkan bagaimana tindakan sekaligus sebuah perencanaan yang sangat jitu tengah dilaksanakan oleh Rasulullah Saw. disamping kemuliaan yang dimiliki oleh Rasulullah Saw.

Pertama Rasulullah Saw. sanggup mengindera kondisi yang sedang berkembang dikalangan Qurasy. Sehingga Rasulullah Saw. melalaui perintah malaikat Jibril as. Memutuskan untuk hijrah ke Madinah menyusul para sahabat yang lain. Kemampuan ini perlu untuk dimiliki oleh Aktivis DK, data-data terbaru lebih valid untuk digunakan disbanding data-data lama, sehingg perlu diperbaharui disetiap waktu.

Kedua, Rasulullah Saw. bersikap hati-hati dalam bergerak. Terlihat bagaimana Rasulullah Saw. melakukan penyamaran diwaktu yang tidak biasa.

Ketiga, Rasulullah Saw. bersegera menyusun rencana untuk menghadapi makar yang telah disiapkan oleh kaum quraisy. Disini kepiawaian Rasulullah Saw. dalam memimpin terlihat, dengan memerintahkan Abu Bakar untuk mempersiapkan semua orang untuk berhijrah, dan memerintahkan yang lainnya untuk mempersiapkan perbekalan.

Ke-empat Rasulullah juga memerintahkan Ali bin Abu Thalib untuk tinggal demi mengembalikan barang yang dititipkan orang quraisy kepada Rasulullah Saw. bahkan dalam keadaan seperti ini Rasulullah Saw. masih menjadi orang yang paling dipercaya, sebuah akhlak yang sangat mulia. Selain itu selanjutnya Ali diminta tidur ditempat biasa Rasul tidur. Selanjutnya kita tahu kisahnya.

Kelima kecerdasan pengikut Rasulullah Saw. dalam merespon perintah dari Rasulullah Saw. juga merupakan kunci dari keberhasilan hijrah ini. Aisyah yang menyiapkan perbekalan, Abu bakar yang menemani, Asma yang cekatan, Ali yang berani, Amir yang kooperatif.

Pada akhirnya berpikir dan bertindak strategis diperlukan untuk meningkatkan daya dan nilai DK. Agar manfaat yang dihasilkan tersebar luaskan secara massif, baik bagi kader yang bergerak didalamnya maupun subyek dakwah yang diseur. Yang menyeru dan yang diseru kejalan Allah Swt. semoga senantiasa mendapatkan keberkahan disisi Allah Swt, serta istiqomah.



-Kang Adhan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...